caeruleuspyoo

Hai Bro!

Hai bro! What's up? You know exactly why i write this, right? Gua gagal jaga Grass jun, karena gua harus pergi lebih dulu.

Jun, lo orang yang baik, sangat baik sampai akhirnya gua sadar kalau one day emang lo pemenangnya.

Makasih untuk mimpi-mimpi yang lo pinjamin ke gua, semua mimpi yang sejujurnya bisa lo wujudin untuk diri lo sendiri. Gua kembaliin semua mimpi itu ke lo. Setelah ini, wujudin semua mimpi lo ya jun, jangan kasih ke orang lain lagi.

Lo harus wujudin salah satu mimpi lo juga jun, naik sebagai Presma. Jangan cuma jadi wakil jun, udah waktunya lo jadi diri lo sendiri bukan lagi jadi bayangan karena sesungguhnya lo pemeran utamanya.

Ah iya jun, soal mimpi-mimpi, you know salah satunya ada seseorang. Gua ga tau harus minta maaf atau berterimakasih ke lo soal ini, jadi gua mau bilang dua-duanya.

7 tahun lalu untuk pertama kalinya lo cerita tentang seseorang, seseorang yang lo suka di sekolah lo. Selama 3 tahun lo cerita cewe itu terus sampai akhirnya lo bilang lo nyerah. Awalnya gua bingung kenapa lo nyerah, apalagi waktu itu pas banget gua cerita kalo gua mau deketin seseorang. Tapi akhirnya gua sadar, alasan lo nyerah itu karena gua, seorang teman yang seharusnya ga bisa lo anggap teman.

Kenapa ga bilang kalau cewe yang lo suka itu Grass Jun? Why you don't tell me about that? Lo emang penyimpan paling ulung, Jun.

Pasti lo kaget ya kenapa gua bisa tau? Kalo lo lupa, salah satu admin menfessnya kan gua Jun. I was shocked when i read that, seseorang yang lo sayang dengan sangat ternyata seseorang yang gua perjuangin. Kenapa ga bilang kalau orangnya Grass jun? Kalau lo bilang kan gua ga akan perjuangin Grass.

Maaf Jun, maaf kalau gua ga sadar tentang perasaan lo ke Grass. I thought you only her bestfriend. I'm so sorry karena setelah taupun gua ga nyerah atau ngelepasin Grass untuk lo. I really fall in love with her, like you.

Tapi gua juga berterimakasih sama lo karena ga berani perjuangin Grass, karena kalau lo berani, gua ga akan punya kesempatan untuk punya Grass di kehidupan gua jun. Makasih udah minjemin salah satu mimpi lo yang paling berharga, kali ini gua serahin balik mimpi lo. Tolong lo jaga ya?

Jun, you know how to treat her better than me. Sadar ga sih dari semua orang cuma lo yang ga pernah berantem atau nangisin Grass? Bukan karena lo ga deket tapi karena lo sedeket itu dan ngejaga dia banget. Lo juga harus inget, setiap Grass sedih karena gua atau marah karena hal apapun pasti lo orang pertama yang tau perasaan dia. Gua ga bakal tau kalau dia ga cerita jun, tapi lo tau dia walaupun dia ga cerita. Cenayang ya lo? HAHAHAHA BERCANDA.

Lo selalu jadi diary berjalan Grass tanpa lo sadari kan? You always with her, kemanapun jun. Kadang gua cemburu tau. Ralat, gua selalu cemburu. Gua ga pernah marah sama lo soal ini, karena gua tau yang lo lakuin jujur itu dari hati lo.

Lo juga tau kebiasaan-kebiasaan dia yang ga pernah gua tau, even setelah beberapa tahun bareng Grass pun gua masih ga tau cara nenangin dia sebaik lo nenangin dia, bahkan Haechan aja ga bisa sebaik lo kan?

Lo menang dibanyak poin Jun, lo menang di semua poin. Gua ga tau lo tau ini atau engga tapi lo itu seseorang yang Grass sayang, her first love Jun. Lagi, gua mau bilang makasih karena dulu lo ga berani untuk berjuang. Tapi, tolong kali ini berani berjuang ya Jun? Dia butuh lo, dia butuh seseorang yang sayang sama dia tulus.

Gua ga tau seberapa kacau Grass saat ini, jadi gua mohon lo selalu ada di samping dia ya? Walaupun tanpa gua mintapun gua tau sih lo akan selalu sama dia. Tapi gua harap, lo beneran berani untuk maju jadi seseorang yang berharga di hidup dia.

Jun, sayangin dia kaya lo sayang sama dia selama 7 tahun ini ya? Jagain dia kaya lo jaga dia selama 7 tahun ini. Gua udah ga tau bilang ini berapa banyak, tapi serius Jun, lo berhak untuk berjuang. Jagain dia sampai tua nanti ya Jun?

Gua selalu berharap di kehidupan sebelumnya ataupun di kehidupan berikutnya gua bisa sama Grass. Tapi, kayaknya ga mungkin. Ada seseorang yang pernah bilang ke gua kalau di kehidupan manapun gua ga pernah berakhir sama Grass. Jadi, gua harap di kehidupan selanjutnya lo berani perjuangin Grass sebelum gua ketemu sama Grass ya Jun? Biar gua ga bisa perjuangin dia atau sekedar ada rasa sama dia, gua harap di kehidupan selanjutnya lo lebih berani.

Surat ini udah terlalu panjang Jun, jadi harus gua selesain. Sampai ketemu di kehidupan selanjutnya ya bro! Tentu sebagai teman baik dan bukan dua orang yang menyukai orang yang sama. Di kehidupan manapun, gua selalu dukung lo untuk perjuangin seseorang yang lo sayang. Jadi, ga usah takut lagi.

See you bro!

Your dearest friend,

Mark Lee.

Akhirnya.

Grass sedang foto bersama salah satu temannya ketika ada suara yang memenanggil namanya.

“GRASS!” Teriakan seseorang tersebut membuat hampir sebagian tamu yang datang menatap ke arah orang tersebut.

Grass terpaku, ada rasa bahagia ketika melihat empat laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya. Laki-laki yang mengisi hampir seluruh cerita di hidupnya.

Keempat laki-laki tersebut sudah berdiri tepat di hadapannya. Dengan cengiran khas mereka yang Grass rindukan.

“Ga usah terharu gitu!” Siapa lagi yang bilang gini kalau bukan Haechan, manusia yang ga asik kalau ga ganggu Grass.

“Kalian beneran dateng?” Mata Grass sudah berkaca-kaca, ia benar-benar merindukan manusia-manusia yang sedang berada di hadapannya ini.

“Katanya ada yang mau ngasih jawaban kalau kita dateng, nah sekarang kita dateng nih. Mana jawabannya?” Kali ini Jaemin yang bersuara, dengan nada bercanda namun memasang wajah yang serius.

Grass menatap ke arah mereka dengan wajah sebal, “Dateng-dateng udah nodong jawaban! Ucapin apa dulu kek! Ini sahabat kalian udah wisudaan tau!”

Keempatnya tertawa, lalu mulai memeluk Grass bergantian. Mengucapkan selamat dan beberapa kalimat apresiasi. Grass memang harus diberi apresiasi atas pencapaiannya.

Setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Grass. Mereka semua memutuskan untuk menginap agar bisa melakukan “bestfriend talk”.

Ada banyak hal yang harus mereka bahas, ada banyak cerita yang belum sempat diceritakan, ada banyak momen yang mereka lewatkan, dan ada berita yang harus disampaikan.

Mereka berlima sudah kumpul di ruang tamu, hanya ada mereka berlima karena orang tua Grass pergi ke luar kota setelah acara wisuda Grass, bang Jeff? Tentu saja di rumahnya. Manusia itu berhasil nikah 2 tahun yang lalu setelah berjuang mendapatkan hati mba crush.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, waktu yang tepat untuk saling bercerita.

Haechan yang memulai percakapan ini. “Yuk, siapa yang mau pengakuan dosa?”

Jaemin melempar kacang ke arah Haechan, “Serem banget bahasanya pengakuan dosa sat!”

Haechan cuma mendelikkan bahunya, “Emang ada bahasa yang lebih keren lagi?”

“Ga ada sih.”

Yang lain hanya menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba Jaemin mengangkat hpnya. “Guys guys, pengakuan dosanya lewat chat aja lur. Biar diem-diem sekalinya ngomong langsung kaget gitu.”

Semua orang setuju, lagi pula kalau bicara secara langsung membuat mereka semua gugup.

𝗧𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗠𝗮𝗸𝗮𝗻

Grass dan Renjun sampai ke tempat nasi goreng.

“Tumben BMnya sampe sejauh ini? Ngidam lo ya?” Tanya Renjun saat turun dari motornya.

Grass menatap sinis ke Renjun, “Sinting! Lo kira gua hamil?”

Renjun tertawa, ia memang suka sekali menganggu Grass. “Kali aja Anak jin.”

“Gila!” Jujur Grass benar-benar sebal kepada sahabatnya, akhirnya Grass memutuskan untuk masuk ke tenda nasi goreng meninggalkan Renjun yang masih menertawainya.

“Gitu aja marah neng” Renjun sudah berada di belakang Grass kali ini.

“Diem! Mau pesen apa? Biar gua pesenin sekalian, lo cari tempat duduk aja.”

“Kaya hiasa aja.”

“Oke.”

Setelah itu Grass berjalan ke arah tukang nasi goreng dan memesan.

Ketika Grass ingin kembali ke tempat duduk, pertanyaan dari pak mamat -yang jualan nasi goreng langganannya- membuatnya tetap berada di tempat.

“Tumben neng sendiri.” Kata pak mamat sambil melihat ke sekitar Grass.

“Eh? Ah engga pak saya berdua kok sama temen saya.”

“Ohh temennyaa, kirain sama masnya yang biasa ikut kesini. Udah lama ga liat masnya soalnya, Apa kabar masnya neng?”

Grass diam sejenak, ia paham siapa yang dimaksud bapaknya.

“Masnya maksudnya yang sering sama saya kan pak?” Grass bertanya untuk memastikan, sekaligus menghindari untuk menjawab pertanyaan dari bapaknya.

“Iya atuh neng, masnya yang sering sama neng ituu”

“Ahh, hmm..”

Hening.

“Udah ga ada pak” Grass berbicara sambil menunduk, sedangkan Pak Mamat menunjukkan ekspresi bersalah, seharusnya ia tidak usah menanyakan hal itu.

“Maaf neng, saya ga tau. Ya ampunn, turut berduka cita ya neng. Aduh bapak jadi ga enak.” Pak mamat benar-benar merasa tidak enak kepada Grass.

“Gapapa pak, makasih ya pak sama mohon doanyaa”

“Iya neng, ya ampun sekali lagi maaf ya neng”

“Iya pak, saya balik ke tempat duduk ya pak.” Akhirnya Grass berjalan ke arah tempat duduk.

Lagi, ada lagi yang menanyakan tentang dirinya dan Mark. Bukan salah mereka, tapi memang hampir seluruh tempat yang pernah Grass datangi menjadi saksi bisu kenangan tentang dirinya dan Mark. Grass harus siap untuk menghadapi pertanyaan serupa nantinya.

Café

Setelah membalas pesan di grup, Grass akhirnya turun dari mobil dan masuk ke dalam café.

Suasana di Café tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang saja yang sedang sibuk dengan berkas-berkas mereka.

Grass berjalan ke arah kasir untuk memesan.

“Selamat sore kak.” Grass langsung disapa oleh petugas kasir yang bernama Cindy, ia sudah biasa melihat Grass.

“Selamat sore!”

“Pesanannya seperti biasa kan kak?”

“Iya kak.”

“Ditambah chocolate cake?”

“Betul!”

Cindy tersenyum. “Total 117.000 rupiah ya kak.”

Grass menyerahkan uangnya, setelah membayar Grass ingin berpindah tempat tunggu namun pertanyaan dari Cindy membuatnya mengurungkan niatnya.

“Oh iya kak, tumben sendirian? Masnya yang biasa dateng ke sini kemanaa? Nyusul yaa?”

Mendengar itu Grass hanya bisa tersenyum, ia bingung harus mengatakan apa.

“Aku tuh suka tau liat kalian, kan aku kerja di sini dari café ini baru buka ya, jadi aku inget siapa aja pelanggan tetap café ini. Nah, salah satunya kalian!”

“Kalau diitung-itung udah 4 tahun ya kalian selalu ke café ini? Aku jadi kaya ngikutin kisah cinta kalian tau. Mana kalian lucu lagi, kalau lagi sama-sama sibuk beneran diem-dieman sampe selesai semua. Kalau kakak doang yang sibuk nanti masnya ngeliatin kakak terus. Gemes deh kalau liat kalian!” Cindy menjelaskan dengan sangat serius dan penuh semangat sampai akhirnya ia sadar dan melihat ke arah Grass.

“Eh maaf kak jadi ngebahas gini, abisan kalian beneran lucu! Langgeng terus ya kak!”

Grass bingung, ia harus membalas apa? Untungnya minumannya sudah jadi dan akhirnya ia pamit dan berjalan menuju tempat duduk yang biasa ia tempati ketika mengerjakan tugas.

Mendengar ucapan Cindy tadi membuat pikiran Grass melayang, mengenang seluruh kejadian yang ia alami di tempat ini bersama Mark. Ketika mendengar doa supaya hubungannya langgeng, Grass bingung, apa dia masih bisa mengaaminkan sedangkan Marknya sudah tidak ada? Bagaimana Grass harus menjelaskan bahwa seseorang yang sering menemaninya sudah tidak ada lagi? Bagaimana ia harus menjelaskan seseorang yang mengajaknya ke tempat ini sudah tidak bisa pergi bersamanya lagi? Grass harus bagaimana?

Ulang Tahun.

Hari ini semua berjalan dengan lancar, acara yang diketuai oleh Grass sangat sukses dan berhasil. Banyak pujian yang Grass terima hari ini, banyak ucapan terima kasih dan semangat yang diucapkan teman-teman bahkan dosen kepadanya. Grass bangga, acara yang ia perjuangkan berhasil terlaksana. Namun, hatinya tetap kosong. Seseorang yang membuatnya berani mengambil langkah besar tidak bisa menemaninya menyaksikan acara yang sudah dibuat olehnya. Seseorang yang sekarang sudah tidak bisa menemaninya lagi, bahkan untuk ke depannya.

Selesai acara tadi Grass sempat merayakan ulang tahun bersama keempat sahabatnya, merayakan secara sederhana di ruang istirahat panitia. Hanya tiup lilin dan obrolan ringan namun membuat hati Grass sedikit lebih tenang.

Sebenarnya Grass ingin tinggal lebih lama di tempat acara untuk membantu panitia membereskan tempat acara. Namun, seluruh panitia menyuruh Grass untuk beristirahat. Kata mereka, dengan Grass sudah datang ke tempat acara saja sudah cukup.

Sebelum pulang Grass memilih untuk ke toko kue terlebih dahulu. Membeli kue ulang tahun untuk dirinya. Grass memilih kue dengan bentuk semangka, mengingatkannya kepada seseorang yang sangat suka dengan semangka, siapa lagi kalau bukan Mark?

Setelah membeli kue Grass melajukan mobilnya menuju rumah. Tadi bang Jeff bilang dia akan pulang larut, jadi hanya ada bibi di rumah.

Sesampainya di rumah, Grass langsung masuk ke kamarnya. Menaruh kue yang ia beli dan juga tas yang ia pakai di kasur. Grass memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Setelah membersihkan diri Grass berjalan ke arah kasur dan mengambil kue yang sudah ia beli lalu berjalan menuju ke arah meja belajar.

Grass mengeluarkan kue tersebut dan memasang lilin diatasnya, lalu menyalakan lilin tersebut.

Setelah menyalakan lilin, Grass mengambil bingkai foto Mark dan menaruh ya diatas meja belajar. Grass ingin merayakan ulang tahunnya bersama Mark -walau Marknya sudah tidak ada lagi.

“Hallo Mark, hari ini aku ulang tahun lohh. Kamu inget kann?”

“Hari ini juga bertepatan sama acara aku loh Mark, waktu itu kan kamu yang bilang kalau aku harus selesain apa yang aku udah lakuin and i did it! Keren ga aku?”

Jujur, Grass terlihat sangat menyedihkan karena hanya berbicara sendirian. Tetapi, ia sudah biasa berbicara sendirian selama 1 bulan terakhir. Lagi pula jika itu tentang Mark, ia tidak masalah menjadi menyedihkan atau terlihat gila. Grass hanya ingin tetap berbicara dan bercerita kepada Marknya.

“Mark, aku mau nyanyi selamat ulang tahun. Kamu ikutan yaaa?” Sekarang Grass mulai menyiapkan diri.

“Happy birthday to me, happy birthday to me, happy birthday happy birthday, happy birthday to me! Yayyyyy” Grass bertepuk tangan, seakan-akan ada Mark yang juga ikut bertepuk tangan.

“Aku mau make a wish dulu sebelum tiup lilin. Ga mau aku sebutin nanti ga terkabul katanya. Jangan curang ya baca isi hati aku!” Setelah itu Grass memejamkan matanya dan berdoa dalam hati.

“Semoga kamu bahagia di sana, semoga di tahun-tahun berikutnya aku bisa ikhlasin kamu ya Mark, dan semoga suatu saat nanti, aku bisa bahagia seperti yang kamu bilang. amin.” Lalu Grass meniup lilin tersebut, berharap doanya akan sampai dan akan terwujud.

“Mark, harusnya kita ngerayain bareng-bareng ya hari ini? Harusnya kita lagi pergi nih sekarangg! Tapi gapapa, kamu lagi liat aku kan dari atas sana?”

“Mark, aku janji ga ada tangisan hari ini. Tapi rasanya susah. Masih ada kamu di sana, masih ada bayang-bayang kamu Mark, dan semuanya masih ga terasa nyata untuk aku. Rasanya masih kaya mimpi Mark, rasanya kaya kamu cuma lagi isengin aku aja, dan rasanya semakin sakit Mark.” Grass menghela nafas, dadanya terasa sesak sekarang.

“Mark, semuanya makin terasa sakit karena kamu benar-benar udah ga ada. Udah ga ada lagi Mark Lee yang selalu omelin aku kalau aku telat makan, yang ngasih tau aku kalau aku salah, yang selalu kasih semangat dan dukungan setiap harinya, yang selalu nunjukkin bahwa aku seberharga itu, dan yang selalu ada untuk aku.”

“Kali ini kamu ga ada Mark, dan ga akan pernah ada lagi untuk kedepannya. Selanjutnya hidup aku benar-benar ga ada kamu, selanjutnya aku harus biasain diri, aku belum bisa Mark.” Pertahanan Grass patah, air matahya sudah lolos seperti hatinya yang kian sakit ketika mengatakan apa yang ada dipikirannya.

“Mungkin ini baru satu hari setelah kamu ga ada, mungkin ini masih awal, tapi rasanya aku mau nyerah Mark. Langkah yang biasa beriringan sekarang cuma aku sendiran. Senyuman yang biasa aku liat setiap hari sekarang udah ga bisa aku liat lagi. Rasanya aneh Mark.”

“Mark, aku baca ulang chat kita tentang letting you go. Rasanya susah untuk ikutin kalimat itu semua, tapi aku harus kan? Lagi-lagi aku harus untuk ikhlasin kamu.”

“Mark, hari ini biarin aku untuk nangis ya? Aku kangen kamu. Aku kangen banget sama kamu Mark.”

“Maafin aku, maaf karena masih nangis untuk kedua kalinya padahal aku janji kemarin itu tangisan terakhir aku tentang kamu. Nyatanya aku ga bisa Mark, aku sepayah itu jika menyangkut tentang kamu.”

“Aku sayang kamu Mark Lee”

Setelah itu hanya ada suara tangis dari Grass.

Tangisan-tangisan seperti semalam kembali terulang. Hari ini Grass membiarkan dunia tau untuk kedua kali bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Hari ini, Grass kalah untuk kesekian kalinya.

Day 0

Grass terduduk di lantai, sudah 5 jam ia hanya terduduk di lantai tanpa melakukan apapun. Hatinya hancur, masih belum ada tangisan yang keluar sejak Mark menghembuskan nafas terakhir. Grass masih menyimpannya sendiri, belum berniat untuk membagi kesedihannya kepada dunia. Setidaknya, Grass ingin rasa sakit yang ia rasakan semakin sakit terlebih dahulu, sampai ia lelah untuk merasakan rasa sakit tersebut.

Tadi pagi, Grass mengantar Marknya ke tempat peristirahatan terakhir. Tempat di mana terakhir kali ia bisa melihat Marknya, tempat di mana Marknya tidur dengan lama -sangat lama.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.12, ditangannya masih ada surat yang sudah ia baca berkali-kali. Surat perpisahan dari Mark yang menandakan bahwa Marknya benar-benar sudah tidak ada lagi.

Isi surat yang membuat hatinya semakin hancur namun juga menguatkan. Ada banyak pertanyaan setelah membaca surat tersebut, pertanyaan yang ia tau tidak akan mendapat jawaban.

Grass menaruh surat tersebut disebelahnya, lalu memandang figura foto yang berada di hadapannya. Foto Grass bersama Mark ketika mereka berkunjung ke Kebun Binatang. Mark yang sedang merangkul Grass dengan senyum yang mampu menghangatkan hati Grass, rangkulan yang selalu ia dapatkan ketika Marknya akan menjahilinya.

Mata Grass berpindah pada album foto yang berada di sebelah figura foto mereka. Album tersebut berisi foto Mark dan dirinya. Dulu, jika ditanya oleh Mark mengapa Grass mencetak semua foto mereka ataupun foto Mark, jawabannya adalah untuk kenangan. Grass benar, album foto tersebut benar-benar menjadi kenangan antara Mark dan dirinya.

Mata Grass terfokus pada foto di halaman pertama, di mana Marknya sedang berapa di atas panggung untuk memberi kata sambutan. Grass ingat foto ini ia ambil ketika Mark menjabat sebagai ketua osis sehingga ia harus menyampaikan kata sambutan saat acara di sekolahnya. Grass ingat, ia sangat bangga pada Marknya, ia selalu bangga pada Marknya.

Di halaman berikutnya ada foto Mark dan dirinya sedang sama-sama sibuk mengurusi project sekolahnya. Grass ingat bahwa mereka sangat sibuk sehingga tidak sempat mengabadikan momen saat itu, untung saja tim pubdok mengabadikan momen di mana Grass dan Mark yang sangat sibuk namun tetap terlihat seperti pasangan -pasangan pekerja keras kalau kata anak-anak osis dulu.

Lalu, tiba di halaman berikutnya. Foto Grass dan Mark yang merayakan ulang tahun Grass. Mereka merayakan dengan cara sederhana, satu cupcakes dengan satu lilin kecil, lalu makanan-makanan ringan. Hari di mana mereka menghabiskan waktu dengan menonton film seharian dan melanjutkan makan malam dengan keluarga Mark dan Grass. Foto-foto tersebut menggambarkan betapa bahagianya mereka saat itu, sangat bahagia. Sampai Grass lupa bahwa besok merupakan tepat 1 tahun setelah momen tersebut.

Grass menutup album foto tersebut, lalu beralih ke kotak di sampingnya. Grass membuka kotak tersebut, di dalamnya terdapat barang-barang yang diberikan oleh Mark. Grass menyimpan semuanya, bahkan sampai bungkus bengbeng dari Markpun Grass simpan. Ia ingat bengbeng tersebut merupakan bengbeng yang ia beli namun karena Mark iseng, bungkus bengbeng tersebut Mark beri tanda tangannya, katanya kalau nanti dia jadi artis Grass tidak perlu meminta tanda tangannya lagi. Ada banyak lembaran kertas yang berisi tanda tangan dan gambar-gambar asal Mark. Grass merobek kertas tersebut dari bukunya agar bisa ia simpat di tempat yang sama dengan semua barang dari Mark.

Lalu, ada kertas-kertas yang ditulis oleh Mark. Isinya ucapan ulang tahun dan beberapa ucapan semangat dari Mark. Grass menyimpannya dalam satu tempat sehingga semuanya masih tersimpan rapih. Ada banyak barang tentang Mark, ada banyak kenangan di dalamnya, dan Grass menyimpan semuanya.

Grass menutup kotak tersebut, setelah itu ia menekuk lututnya, menaruh kepalanya berada diantara kedua lututnya.

Tangisan-tangisan mulai terdengar. Grass kalah. Ia kira ia tidak akan menangis, namun ternyata salah. Setelah melihat semua kenangannya dengan Mark membuat ia tidak bisa menyimpan tangisannya lagi. Dunia harus tau bahwa hari ini Grass sangat hancur. Sangat.

Grass bahkan tidak bisa memberhentikan tangisannya kali ini, rasanya benar-benar hatinya sangat sakit, dadanya terlalu sesak dan tidak bisa ia tahan lagi.

Bayangan kenangan tentang Grass dan Mark muncul di kepalanya seperti sedang menonton film, membuat dadanya semakin sesak, membuat dirinya tidak bisa mengendalikan apapun saat ini. Grass hanya ingin menangis. Setidaknya dia harus menangis untuk satu hari, walaupun ia tau ia akan menangis setiap malam tetapi setidaknya biarkan ia menangis dengan sangat kencang saat ini.

Biasanya, saat ini menjadi rutinitas Grass untuk berbicara dengan Marknya. Membicarakan banyak hal termasuk isi kepalanya. Namun, sekarang ia harus menahannya sendirian. Menerima kenyataan bahwa Marknya benar-benar sudah pergi. Marknya sudah tidak bisa ia ajak berbicara, bahkan untuk dilihat pun sudah tidak bisa.

Pada malam ini, Grass menjadi perempuan paling hancur karena kepergian seseorang yang ia sayang.

Pada malam ini, pertahanan Grass hancur. Tidak ada yang tersisa dari dirinya.

Pada malam ini, biarkan dunia mengetahui bahwa seseorang yang Grass sayang telah pergi. Biarkan dunia tau bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Biarkan segala hal menjadi abu-abu bahkan hitam. Biarkan hari ini menjadi hari terhancur bagi hidup Grass, dan biarkan hari ini menjadi hari perpisahan yang harus ia terima.

Untuk malam ini, biarkan Grass tidur diatas kenangannya dengan Mark, dengan mimpi-mimpi tentang mereka, dengan kasih sayang yang ditinggalkan melalui kenangan.

Untuk malam ini, kamar Grass menjadi saksi betapa hancurnya pemilik kamar itu.

Jika kepergianmu menjadi jalan terbaik, aku akan dengan ikhlas melepasmu. Jika kepergianmu menjadi pelajaran bagiku, biarkan aku mengenangmu sebagai pembelajaran paling berharga dalam hidup. Karena bagaimanapun, kamu tetap pemeran utamanya Mark, kamu menjadi seseorang yang harus aku ikhlaskan namun tidak akan pernah aku lupakan. Bantu aku Mark. Dan malam ini izinkan aku untuk menangisi segala hal tentang kita, tentang kamu. I miss you, Mark Lee.

Ending.

Seseorang yang menurut kalian tepat dan terbaik belum tentu akan jadi persinggahan terakhir. Bisa jadi seseorang tersebut masuk ke kehidupan kalian untuk mengajarkan hal-hal berharga tentang kehidupan lalu pergi nantinya. Terkadang karena hal itu terlalu baik, maka hal tersebut harus diambil dari kita. Bukan karena hal tersebut tidak pantas tetapi lebih untuk mengajarkan kita artinya menghargai -tentu dengan cara kehilangan terlebih dulu.

Ada yang pernah bilang kalau yang kita punya saat ini belum tentu jadi punya kita nantinya, atau seseorang yang kita rasa tepat belum tentu berujung sama kita -begitupun Mark dan Grass. Mark mungkin segalanya bagi Grass, Mark mungkin dunia bagi Grass, tapi kalau takdir bilang mereka bertemu bukan untuk bersatu sampai akhir gimana? Kita ga bisa melawan takdir kan?

Ada hal yang bisa kita perjuangkan dan ada hal yang lebih baik direlakan. Kita ga bisa maksa semua hal yang kita suka atau kita mau harus untuk diri kita, karena terkadang hal itu lebih baik untuk ga kita miliki -begitu juga dengan Mark. Grass ga mungkin maksa egonya untuk menahan Mark tetap tinggal. Karena ketika hanya ada raganya aja bukankah lebih menyakitkan? Tentu untuk kedua belah pihak.

Ada banyak hal yang harus direlakan, salah satunya Mark. Sekarang atau nanti sebenarnya sama aja, Marknya tetap harus pergi jika memang takdir yang menyuruhnya untuk pergi. Oleh karena itu, Grass ga bisa untuk melawan atau menentang keputusan takdir. Karena, apapun yang ditulis oleh takdir pasti jadi hal keputusan yang terbaik untuk hidup kita. Tuhan lebih sayang Mark dibanding rasa sayang Grass ke Mark, jadi ga ada alasan Grass untuk menyalahkan takdir kan?

Mungkin cerita ini sad ending untuk kisah Mark-Grass. Tapi belum tentu sad ending untuk kehidupan Grass dan Mark kan?

Mark udah ga sakit lagi sekarang, dan Grass... Kita ga tau kedepannya akan gimana kehidupannya. Ralat, kita belum tau.

Jadi, untuk kalian yang sedang merasa kehilangan atau mungkin nantinya merasa kehilangan, kalian bisa ingat kalau mungkin dengan cara ditinggalkan adalah keputusan terbaik, mungkin dengan pergi adalah cara semesta untuk menguatkan kalian, dan mungkin dengan cara perpisahan bisa membuat kalian tau tentang lebih banyak rasa dan penghargaan yang harus kalian lakukan. Karena takdir punya jalan cerita yang menakjubkan, dan karena takdir ga pernah salah dalam menuliskan sesuatu.

Untuk kalian, semangat!

Dan untuk Mark, you'll always in our heart, you'll always in her heart. Kamu akan selalu di sana Mark. Selamat jalan pria baik! Laki-laki yang mengajarkan banyak hal untuk kita semua. Terima kasih untuk cerita dan saran-saran yang menakjubkan. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya Mark Lee.

Dear Grass,

Hi Princess!

How are you? i hope you're in a good condition right now. Aku harap kamu udah bahagia sekarang atau setidaknya udah tenang. Aku harap setelah baca surat ini kamu bisa hidup dengan tenang dan bahagia. You should princess!

Princess, kalau kamu baca surat ini artinya aku udah ga ada princess, aku udah ga sama kamu lagi. I'm so sorry to leaving you so suddenly. Ini juga bukan kehendak aku kan princess, takdir nuntun aku untuk pergi dari sisi kamu, dari sisi semua orang. Like i said before, kadang takdir sebaik itu karena nemuin aku sama kamu, tapi bisa jadi sejahat itu karena misahin kita berdua. I hope kamu ga salahin takdir atau pun diri kamu sendiri atas perginya aku ya princess, karena takdir ga pernah salah, begitupun kamu. Semua yang hidup akan balik ke sisi-Nya princess, begitupun aku.

Princess, calm down. Jangan nangis ya? Aku udah di tempat yang baik sekarang, aku udah bahagia di sini. Ikhlasin aku ya princess? Inget kan aku pernah bilang apa? Perihal mengikhlaskan kan bukan hanya dengan cara melupakan princess, you should remember me- as someone you'd loved the most atau seseorang yang pernah ada di hidup kamu. Ikhlasin aku ya? biar aku juga tenang di sini. Jangan tangisin aku terlalu larut ya princess? aku ga suka kamu nangis, apalagi penyebabnya itu aku. Cepat berdamai sama rasa sedih ya princess, karena aku mau lihat senyum kamu lagi dari sini.

Princess, you still have our memories. Jadi, jangan takut untuk mengikhlaskan aku ya? You have me in your heart, dan aku yakin aku akan tetap ada di sana. Ah iya, aku ada titip surat lagi ke jisung selain surat ini. Surat untuk ulang tahun kamu, totalnya ada 12 surat princess. Apa kamu udah baca ya? atau suratnya belum ada di kamu? atau malah suratnya udah ada tapi totalnya bukan 12? Surat ini aku tulis disaat aku tulis surat ke 2 di list surat ulang tahun kamu, jadi aku ga tau yang udah di kamu ada berapa surat. I hope kamu terima 12 surat itu ya, kalaupun kamu ga terima 12 surat atau mungkin hanya sebagian, aku minta maaf ya princess? Artinya di saat ulang tahun kamu, aku udah ga ada. Maaf ga bisa ikut merayakan ulang tahun kamu di tahun ini dan berikutnya. Aku harap kamu baca suratnya satu-satu ya? Karena semua yang mau aku bilang ke kamu ada di surat-surat itu, termasuk wish ulang tahun kamu. Jadi, di baca ya Princess?

Princess, dunia terus berjalan sekalipun aku ga di sisi kamu lagi, dunia terus berjalan dan kita ga bisa diam di tempat karena rasa kehilangan. You should moving on princess, because life must go on. Jadi, jangan sedih lama-lama ya? Kasian orang-orang yang nungguin kamu untuk bangkit dari rasa sedih itu. Untuk overthinking, i hope you'll know how to not thinking about it. Maksud aku, kalau kamu punya sesuatu yang ganggu pikiran kamu banget, cukup pikirin hal itu sekali aja dan langsung cari jawabannya princess. Karena setiap pertanyaan butuh jawaban. Ga harus berat princess, aku tau kamu bisa ngatasin itu semua. But dont keep it to yourself, kamu masih punya sahabat-sahabat kamu untuk denger cerita dan pasti mereka mau untuk diskusi sama kamu. You know they love you so much kan princess, so they'll there beside you. Jadi, jangan pernah merasa sendirian ya? You always have them.

Princess, i should do this for make sure you're safe and happy. Aku udah titipin kamu sama seseorang princess. Jangan marah dulu, aku tau dia orang yang baik dan tepat untuk jaga kamu, aku tau dia bisa jaga kamu lebih dari aku princess. He knows you better than yourself, better than me princess, keren kan? Karena itu aku titip kamu ke dia princess. Princess, aku ga akan sebut namanya karena one day dia harus bisa bilang ini secara langsung ke kamu. I hope one day nya itu sesegera mungkin, dan aku harap kamu bisa nunggu dia untuk siap dan berani ungkap perasaannya ke kamu ya princess? Aku yakin dia juga nunggu kamu siap untuk buka hati kamu lagi, dia selalu nunggu kamu untuk siap princess. Aku tau cinta pertama kamu bukan aku. Ah gini, aku jadi kasih tau kamu dong ya? Yaudah gapapa. Dia yang aku maksud itu cinta pertama kamu princess, your first love -or maybe your truly love. Jadi, tolong buka hati kamu untuk dia ya? Kaya waktu kamu buka hati untuk aku 4 tahun lalu. Dulu sahabat-sahabat kamu even your first love yakinin kamu untuk buka hati kamu untuk aku, sekarang aku yang harus yakinin kamu untuk buka hati kamu untuk dia. Tapi, semua balik ke kamu ya princess. Let your heart decide.

Princess, aku rasa kamu pasti penasaran aku tulis surat ini ke siapa aja dan kenapa aku tulis surat. Aku tulis surat perpisahan ke semua orang yang aku sayang princess. Untuk bunda, ayah, jisung, kamu, haechan, renjun, jeno, jaemin, chenle, hangyul, lucas, bang jeff, dan kayaknya udah. Alasan aku nulis surat karena aku takut ketika nanti aku ga ada, aku belum sempat untuk bilang seberapa bersyukurnya aku kenal kalian dan punya kalian dalam hidup aku.

When i said i love you, i really do princess. When i said i choose you to be my last, aku ga bohong kan? Kamu perempuan pertama selain bunda yang masuk ke hidup aku dan masuk ke dalam cerita di hidup aku princess. Kamu juga jadi perempuan terakhir yang ada di hidup aku selain bunda, dan aku bersyukur karena orang itu kamu. Aku bingung harus bilang apa untuk ungkapin bahwa aku sesayang itu sama kamu. Intinya, makasih karena udah masuk ke hidup aku dan jadi bagian dari hidup aku ya princess? Makasih udah relain aku untuk masuk ke hidup kamu. Kalau ada kesempatan lagi, di kehidupan selanjutnya aku akan tetap milih kamu sebagai seseorang yang menemani aku untuk menghabiskan waktu aku. Tapi, aku harap di kehidupan selanjutnya kita bisa menua bersama -bukan seperti di kehidupan saat ini di mana endingnya kamu ga sama aku karena aku harus pergi lebih dulu. Aku bahagia sama kamu princess dan aku harap kamu juga bahagia ada atau ga adanya aku di hidup kamu. I love you princess.

aku rasa suratnya udah terlalu panjang. Jadi, aku rasa cukup sampai sini suratnya. Kalau kangen aku cukup doain aku ya princess? Boleh kok kamu sesekali datang ke makam, tapi jangan dalam kondisi nangis ya? Nanti aku ikutan sedih. Ah, aku ga mau nulis perpisahan gini. Berat ya princess? It's okay, we can. Kalau kamu belum baca surat ulang tahun, berarti sampai jumpa di surat itu! Entah di sana akan ada ending atau engga tapi yang jelas, aku tetap di sini princess -di hati kamu.

Aku pamit ya.

Salam sayang,

Your forever bub, Mark Lee.

EVAL JILID 1: Perkara Pengaduan dan Kesepakatan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kelas selesai jam 15.20 dan sekarang masih jam 15.00 tapi kakak-kakak panitia udah diri di depan kelas, iya soalnya sepatu mereka keliatan.

Anak kelas udah mulai lirik-lirikan dan pastinya ketar-ketir, bayangin aja kalo gini caranya ya ga ada yang bisa cabut. 

Akhirnya kelas selesai dan baru banget Dosen keluar Panitia udah langsung masuk ke kelas. Skakmat. 

“Beresin barang-barang kalian dan keluar ikutin Wooseok. Cepet ya dek” Jinhyuk

“Iya Kak”

Semua mahasiswa keluar satu-satu dan jalan di belakang wooseok, ternyata mereka dibawa ke depan lift dekat kelas karena space kosong yang sangat luas.

“Duduk perkelompok ya dek” Jinhyuk kembali bersuara sambil melihat ke arah mahasiswa baru.

“Iya kak”

Seungmin mengangkat tangannya “Kak maaf saya Seungmin izin bertanya”

“Iya kenapa?”

“Untuk mahasiswa baru sangat baru di mana ya kak? kan kami belum memiliki kelompok”

“Ah iya, untuk mabasaba silahkan buat kelompok baru.” Jelas Jinhyuk

“Terima kasih kak.”

“Iya sama-sama”

“Duduk semuanya”

“Baik kak, terima kasih kak”

Hening

Beberapa mahasiswa menundukkan kepalanya karena tidak berani melihat ke arah komdis yang sekarang berdiri di hadapan mereka. 

“Kalian tau kenapa kalian dikumpulin lagi?” Tanya Jinhyuk

Lagi-lagi hening

“Jawab dek!” Teriak Nessy

“Jangan nunduk! emang yang lagi ngomong itu di lantai?” Tanya Jinhyuk dengan nada sinis. “Oh iya, buku ungu kalian oper ke depan sekarang” Lanjut Jinhyuk

“Baik Kak”

Jinhyuk melirik ke mahasiswa baru yang berada di hadapannya, “Dek, selama ini fakultas Psikologi terkenal paling ramah. Kenapa? Karena setiap ketemu kakak tingkat atau dosen pasti selalu sapa trus senyum dan paling penting sopan dek. Trus sekarang mau kalian ilangin gitu aja?“ 

Hening

“Banyak banget yang ngadu ke kita terkhusus saya karena mereka tau kalau saya ketua kedisiplinan, malu dek. Yang negor kita bukan mahasiswa-mahasiswa biasa juga tapi ketua BEM univ, ketua bem fakultas, ketua senat dan banyak lagi. Bisa bayangin malunya kita ga dek”

1 detik

2 detik

5 detik

“Kalian paham ga sih?”

“Paham Kak”

“Kalau paham kenapa ga dilakuin 5S nya dek?”

“Maaf kak”

“Kalau mau bikin malu jangan di sini lah” Kali ini Wooseok yang berbicara. “Jangan sombong-sombong dek sampai ga mau salam atau sopan ke yang lain. Merasa sekaya apa sih kalian sampai sombong gitu?” Lanjut Wooseok

“Ga usah deh orang lain, saya sendiri ngalamin dek. Saya udah liat kalian dari jauh dan berharap kalian sapa, tapi pas udah deket saya dilewatin gitu aja. Pernah juga saya yang duluan sapa kalian. Pantes dek yang lebih tua lebih dulu sapa yang lebih muda?” Tanya Jinhyuk

“Maaf Kak”

“Saya ga butuh maaf, saya cuma mau kalian berubah”

“Iya Kak”

“Jangan iya-iya aja dek!” Teriak Nessy

“Maaf kak”

“Selain 5S kita mau bahas pakaian kalian, perjanjiannya gimana sih dek? Ada yang masih inget ga?” Tanya Jinhyuk

Ryujin mengangkat tangannya

“Iya kamu” 

“Nama saya Shin Ryujin izin menjawab kak. Untuk perempuan ketentuannya adalah kemeja panjang warna gelap, rok hitam, sepatu flat shoes hitam, jika menggunakan kerudung harus berwarna gelap dan bukan bahan bergo lalu tidak boleh di sampir kerudungnya, dan tidak boleh menggunakan make up yang menor atau berlebihan. Sedangkan untuk laki-laki menggunakan kemeja panjang warna gelap, celana panjang hitam, sepatu pantofel hitam, dan kemeja di masukkan”

“Oke, ada lagi?”

“Sudah Kak”

“Masih kurang, terima kasih Ryujin.”

“ada yang ingin menambahkan?”

Eunbi mengangkat tangannya, “Saya Kak”

“Iya, silahkan.”

“Nama Saya kwon Eunbi izin menjawab kak. Name tag dan pin kak. Name tag dan pin digunakan atas bawah di bagian kantong kemeja atau dada sebelah kiri.”

“Benar, terima kasih Eunbi”

“Menurut kalian, kalian sudah benar belum pakaiannya?” Tanya Jinhyuk

“Sudah Kak”

“Sudah? Tapi dari minggu kemarin saya lihat masih banyak yang menggunakan kemeja warna terang bahkan bukan bentuk kemeja dan tidak menggunakan rok berwarna hitam.” Jelas Jinhyuk

“Kalian malu dek pakai baju psd-an gitu? Atau gerah? Atau ngerasa ga modis? Coba liat fakultas lain dek, mereka masih pakai baju putih hitam. Kalian mah udah enak setidaknya ya kan?” Tambah Nessy

“Kayaknya salah ga sih hyuk ngebaikin mereka?” Saut Seungyoun

“Butuh di kasarin kali ya biar bisa paham” Lanjut Byungchan

Seungyoun tertawa mendengar yang dibicarakan temannya, “Padahal dulu kita-kita lebih parah dari mereka ospeknya, bahkan pake baju item putih selama satu semester. Mereka mah udah enak sekarang udah ga pake baju putih item, setidaknya udah bisa ganti-ganti baju” 

“Udah-udah, untuk perempuan silahkan liat Nessy dan laki-laki bisa liat Eunsang, pakaian yang benar seperti ini. Tolong gunakan pakaian sesuai aturan. Kemeja dua warna seperti yang digunakan Sihun dan warna jeans atau denim seperti yang digunakan oleh Yujin juga tidak diperbolehkan. Ada yang ingin ditanyakan?“ 

“Tidak Kak”

“Jangan sampai salah lagi dek” Jelas Jinhyuk

“Maaf hyuk izin motong sebentar ya. Adik-adik, kalau masih ada yang salah lagi tidak apa-apa kan kalau saya foto kamu depan muka kalian? Saya izin dulu kok, tapi paling kamu yang malu” Kali ini yang berbicara adalah Doyeon, Ketua BPM.

“Iya Kak”

“Oke kalau gitu, lanjut hyuk”

Jinhyuk mengangguk lalu kembali menatap mahasiswa baru, “ Salah satu kesepakatan soal berpakaian itu name tag sama pin kan? Kok banyak banget sih yang saya liat tidak menggunakan pin dan name tag ketika masih dilingkungan kampus?”

“Kalian pikir pakai pin dan name tag hanya saat kuliah saja atau hanya disekitas fakultas saja? Bukan dek. Selama kalian di wilayah kampus tuh kalian harus wajib menggunakan pin dan name tag, jangan main dilepas aja.” Lanjut Nessy

Kali ini Wooseok yang bersuara, “Gini deh, ada yang merasa pernah melepas pin dan name tag atau salah satunya ga?“ 

Tidak ada yang mengangkat tangan atau menjawab pertanyaan dari Wooseok. 

“Ga ada yang ngerasa? Kita punya catetannya loh dek siapa aja yang tidak memakai pin dan name tag.” Lanjut Wooseok

Mendengar itu satu persatu mahasiswa baru mulai mengangkat tangannya, total ada 44 orang yang mengangkat tangan.

Jinhyuk yang melihat itu langsung melihat ke list nama-nama yang sudah ia catat dan memeriksa apakah sudah sesuai denga listnya. Setelah selesai ia melihat kembali ke arah mahasiswa baru.

“Banyak kan ternyata, tapi belum semua. Masih ada yang belum ngaku, malah yang ga saya catet ikut angkat tangan. Oke boleh turunin tangannya, makasih ya yang udah ngaku kalau salah.” Jelas Jinhyuk

“Saya mau tanya deh, alasan kalian tidak menggunakan name tag dan pin tuh kenapa? Malu?“ 

Wonjin mengangkat tangannya.

“Iya kamu silahkan”

“Nama Saya Ham Wonjin izin menjawab kak, saya setiap pagi memasukkan pinnya ke dalam kantong kemeja lalu memakainya ketika sudah sampai di kampus karena takut jatuh kak ketika saya mengendarai motor.“ 

Sejeong maju ke depan, “Sorry ikut nimbrung, tapi kan name tag sama pinnya itu ada penitinya gitu ya kan. Kayaknya ga akan jatoh ga sih, tapi makasih jawabannya Wonjin, ga masalah kok asal lain kali pas masuk daerah kampus udah di pake ya.“ 

“Baik Kak.”

“Ada lagi yang lain?”

Eunbi mengangkat tangannya.

“Aku ga mau kamu lagi, kan angkatan kalian banyak ya kok yang jawab itu-itu terus sih?” Eunha yang dari awal hanya diam akhirnya mengangkat suaranya.

“Baik Kak”

“Mana yang lain? Aku tunjuk aja kali ya?” Tanya Eunha lalu melihat ke arah Jinhyuk, “Boleh kan Hyuk?”

“Silahkan, kan lo ketua pelaksananya.“ 

Setelah mendapat persetujuan, Eunha lalu mengedarkan pandangannya lalu menunjuk satu orang, “Aku mau kamu yang jawab, siapa namanya?”

“Aku Kak?”

“Iya kamu, tadi angkat tangan lepas name tag sama pin kan?”

“Iya kak, Nama saya Bebby Prisilla kak. Alasannya, Saya kira setelah selesai kelas sudah bisa di lepas kak, Saya ga tau kalau ternyata selama masih di dalam kampus wajib menggunakan pin dan name tag.”

Diem, semua orang diem bahkan kakak-kakaknya juga diem. 

“Harusnya kalian paham kan tanpa harus di kasih tau? Kan kalian Mahasiswa.” Akhirnya Sejeong yang mengangkat suara. 

“Iya kak, Maaf.“ 

“Oke, makasih prisilla”

“Sama-sama Kak”

“Oke, mulai sekarang di tegaskan kalau wajib menggunakan name tag dan pin sampai waktu yang tidak ditentukan. Jangan ada protes dan lainnnya. Saya harap kalian paham.” Jelas Jinhyuk

“Kakak-kakak, sudah selesai belum periksa buku adik-adiknya?” Tanya Jinhyuk ke arah Kakak-kakak BPM yang sedang memeriksa buku ospek.

“Udah Hyuk, ini hasilnya.” Kata Seungwoo sambil jalan ke arah Jinhyuk.

Jinhyuk mengambil kertas yang diberikan oleh Seungwoo lalu memeriksanya. Tatapan Jinhyuk langsung mengarah ke Mahasiswa Baru

“Wah, Saya bingung harus ngomong apalagi. Waktu 2 minggu ga cukup untuk penuhin wawancara dek? Bahkan masih ada yang total wawancaranya itu cuma 6 wawancara, rata-rata kalian malah cuma 10 wawancara. Total keseluruhan sebenernya berapa sih dek?”

Minju mengangkat tangannya. “Saya Kim Minju, izin menjawab kak. Total wawancara ada 25 wawancara Kak.”

“Terus kenapa rata-rata baru 10?”

Hangyul mengangkat tangannya, “Nama Saya Lee Hangyul izin menjawab kak, karena pas istirahat waktunya sebentar kak dan banyak kating yang dimintain wawancara tapi bilang mau makan dulu atau sama yang lain dulu.”

“Saya  ga pernah denger atau liat hal itu tuh, lagi pula buktinya ada yang sudah lebih dari 15 wawancara kok di bukunya.” Jelas Wooseok.

“Udah-udah, oke anggep aja yang kamu omongin bener ya. Kenapa ga coba minta lagi dengan baik dan sopan? Siapa tau kakaknya mau ya kan? Makasih atas jawabannya Hangyul” Jelas Jinhyuk. 

“Aku mau nambahin ya, kalian kalau mau wawancara jangan cuma di kandang aja. Coba ke lantai yang banyak kating atau ke kelas-kelas kating. Banyak yang bilang ke aku kalau mereka belum di wawancara sama kalian, bahkan ada yang nanya wawancara masih ada atau engga sih kok ga ada yang pernah keliatan. Artinya kalian aja kan yang ga mau ke daerah kating angkatan atas? Jangan cuma wawancarain angkatan 18 aja dek kan angkatan bukan cuma ada angkatan kalian sama 18 aja.” Jelas Eunha.

“Oh iya sama satu lagi, kalau mau wawancara pertanyaannya janga itu-itu terus. Tanya yang lain juga, perihal pembelajaran atau sistem penilaian di mata kuliah atau dosen tertentu juga bisa biar ada manfaatnya di kalian.” Lanjut Eunha.

“Aku mau nambahin ya, wawancara tuh penting banget tau ga buat kalian ke depannya. Manfaat sama ilmu-ilmu dari kakak tingkat kalian tuh bakal berasa serius, kalian akan berterimakasih nanti kalau kalian bener-bener memanfaatkan waktu wawancara untuk nanya hal-hal yang berguna.” Jelas Sejeong.

“Denger kan adik-adik? Karena kesalahan kalian banyak, mau hukuman apa?”

Hening

“Jawab dek!” Teriak Nessy

“Wawancaranya tambah aja ya? Biar kalian kenal siapa kating-kating kalian.“ 

“Boleh tuh kak, Saya aja belum ada yang wawancarain” Saut Seungyoun sambil tertawa meremehkan.

“Serius belum youn?” Tanya Byungchan

“Belum chan, keren kan? Pada takut kali.” Jawab Seungyoun

“Tuh diwawancarain dek. Jadi ini ditambah aja ya? Masing-masing angkatan mau ditambah berapa?“Tanya Jinhyuk

Prisilla mengangkat tangan, “Nama Saya Beby Prisilla, izin menjawab kan. Tambah 10 aja kak.”

“Oke 10, setuju kan semua?”

Lala mengangkat tangan, “Nama Saya Neralla Jung izin bertanya kak. 10 itu maksudnya gimana kak?”

“Maksudnya perangkatan ditambah 10 atau coba tanya aja ke Prisil”

“Engga gitu hyuk, maksudnya tuh dari total 25 di tambah 10.” Jawab Eunha.

“Iya Kak, maksud Saya yang di jelasin sama Kak Eunha.” Jelas Prisil

“Oh oke. kalau gitu ambil tas kalian dan kalian bisa pulang sekarang. Tolong jangan lupa wawancaranya dipenuhi dan jangan ada yang ngelanggar aturan lagi ya dek. Sekian dari kami. Selamat Sore.” Setelah mengatakan hal tersebut Jinhyuk dan yang lain pergi.

Hari Terakhir Ospek: BEMFK feat BPM

______

Author POV

“Balik lagi ke pembahasan awal soal Awards. Kalian bisa bayangin ada berapa anak BPM yang dapat Award? 4 dek. Padahal Award itu bisa dikasih ke Anak BEM Fakultas karena mereka yang punya acara.” Jelas Jinhyuk.

“Trus tadi Saya dapat angket apa? Termarah-marah?” Tanya Wooseok

“Dih demi apa lo Seok dapet angket termarah-marah?” Tanya Seungyoun sambil tertawa

“Iya youn, keren kan?” Jawab Wooseok sambil tertawa mengejek lalu melihat kembali kertas yang ada di tangannya.

sreeekk

Iya, itu suara kertas yang di robek sama Wooseok, kertas Awards yang tadi dikasih.

“Ga butuh”

“Oke gini deh, langsung aja diumumin siapa yang lulus Ospek 1 dan siapa yang ga lulus. Cape juga lama-lama gini.” Ucap Jinhyuk

“Mahasiswa Baru yang lulus ada Kwon Eunbi, Ham Wonjin, Kim Minju, Choi Yena, Kim Chaewon, Jang Wonyoung, Son Dongpyo, Lee Eunsang, Ahn Yujin, Lee Hangyul, dan terakhir Hwang Renjun. Untuk yang namanya dipanggil bisa maju ke depan ruangan sekarang.”

“Yang lulus cuma segini aja dek? Serius? Son Dongpyo dan Lee Eunsang kemana?” Tanya Nessy

“Di ruang medis kak”

“Oke” Jawab Nessy lalu menghadap ke Jinhyuk “Gimana nih kak yang lulus cuma segini.”

“Ga tau lagi.” Jawab Jinhyuk sambil menghela nafas lalu melihat ke arah Mahasiswa Baru. “Dek, saya penanggung jawab kalian. Saya harus bilang apa ke dosen kalau yang lulus cuma segini? Kalian ga malu?”

Hening

“Jawab dek!” Teriak Nessy.

“Trus buat yang ga lulus, kalian mau gimana? Hukuman?” Tanya Jinhyuk.

Hening

“Dek kalau ada yang nanya tuh dijawab!” Teria Nessy lagi.

Ryujin mengangkat tangannya.

“Iya kamu” Tunjuk Gea

“Nama Saya Shin Ryujin izin bertanya kak, aspek penilaian untuk menentukan lulus dan tidak lulus itu apa saja ya kak?“Tanya Ryujin

“Kalian kira kita asal menentukan yang lulus dan tidak lulus?” Tanya Nessy

“Bukan begitu kak, kita cuma mau tau penentuannya apa saja” Jawab Ryujin.

“Kakak-kakak BPM coba tolong dikasih liat ke mereka apa aja aspek yang dinilai dan berapa nilai mereka, biar kita ga dikira asal lulusin atau ga lulusin.” Jelas Jinhyuk.

Kakak-kakak BPM yang bertugas menilai langsung memperlihatkan nilai yang mereka ambil ke mahasiswa baru yang mereka awasi. Setelah melihat nilai dan cara penilaian Jinhyuk melanjutkan kalimatnya.

“Dek, kalian liat kan selama 3 hari ini selalu ada Kakak-kakak BPM yang selalu ngawasin kalian di dalem ruangan selama acara? Itu mereka nilai kalian. Siapa yang aktif, siapa aja yang kritis, siapa aja yang tidak mendengarkan semuanya diamati dan di nilai dek. Bahkan nilai rata-ratanya aja udah diturunin biar ada yang lulus. Kalau ikutin nilai rata-rata tahun lalu, ga ada yang lulus dek.” Jelas Jinhyuk.

“Maaf Kak”

“Gini deh, ini yang ga lulus mau gimana?” Tanya Jinhyuk

“Bedain aja kak, yang lulus bajunya bisa bebas yang ga lulus masih pakai baju putih item ini aja” Jawab Gea

Mendengar itu membuat hangyul mengangkat tangannya.

“Iya Hangyul, kenapa?” Tanya Jinhyuk

“Saya Lee Hangyul izin berbicara kak. Menurut saya ga bisa gitu kak, kan kita angkatan jadi satu bebas semua bebas.”

“Temen-temen kamu ga ada yang mikir gitu tuh” Jawab Jinhyuk

“Mereka pasti berfikiran sama kak, karena kami angkatan”

“Kalau mereka juga mikir hal yang sama, harusnya kalian lulus semua kan? Coba deh liat berapa banyak yang ga lulus. Dari 80 anak yang lulus cuma 10 dek.” Tanya Gea.

“Maaf kak Izin berbicara”

“Iya Eunbi silahkan”

“Nama Saya Kwon Eunbi. Menurut saya kak, tidak semua orang berani untuk bertanya dan berbicara di depan umum. Banyak teman-teman yang masih takut untuk berbicara di depan umum sehingga membuat nilai mereka tidak mencapai atau melebihi rata-rata” Jelas Eunbi

“Kamu pikir kita hanya menilai dari seberapa aktif bertanya atau berbicara saja? Engga dek.” Jawab Wooseok

“Tapi banyak penilaian yang nilainya besar ada di poin berbicara di depan umum kak” Jawab Eunbi lagi.

“Oke gini, sekalipun penilaiannya hanya berbicara di depan umum lalu kenapa? Kan ini untuk kalian juga, yang harus lulus kalian nilainya juga untuk kalian apalagi ini persyaratan lulus.” Jawab Gea

“Udah-udah ini kumpul dulu semuanya. Merapat trus saling rangkul” Kata Sejeong selaku Ketua BEMFK

Setelah semuanya duduk dan saling rangkul, Sejeong selaku Ketua BEMFK maju ke depan ruangan.

“Gimana nih? Acara lo gagal” Tanya Seungyoun ke Eunha. Eunha selaku Ketua Pelaksana cuma menghela nafas.

Kali ini Sejeong maju ke depan mendekat ke arah mahasiswa baru. “Dek, kita tuh buat acara ini kerja keras. Rapat tiap hari padahal libur, siapin semuanya, bahkan kalian tuh dimudahin banget. Apa ga bisa ngehargain kita dek?” Ujar Sejeong dengan mata berkaca-kaca

“Liat, Ketua BEMFK kalian sampai nangis. Kalian ga ngerasa bersalah gagal gini?” Tanya Jinhyuk

“Maaf kak”

“Dek, kita ga lagi drama di depan. Jadi jangan pikir kalo kita cuma ngedrama ya marah-marah gini. Ini demi kalian juga kok nantinya.” Jelas Gea

“Iya kak, Maaf”

“Jangan cuma minta maaf dek, kasih solusi juga!” Teriak Ketua BPM- Kim Doyeon.

Hening

1 detik

5 detik

10 detik

1 menit

Setelah hening cukup lama akhirnya Jinhyuk buka suara. “Dek, kita ngelakuinin ada pertanggung jawabannya ke Dosen. Trus kalau yang ga lulus sebanyak ini gimana? Bilang ke Dosen gitu? yang malu siapa? Kita dek.“ 

Hening

“Oke gini deh, hukuman aja kali ya? Kalian angkatan kan? Berarti yang lulus mau juga dong ikut kena hukum?” Tanya Doyeon.

“Iya kak”

“Oke, hukumannya wawancara kalian ditambah dan kalian tetap pakai baju ospek ini. Ada yang ingin bertanya atau protes?” Jelas Doyeon

Yuna mengangkat tangan. “Mohon Izin kak, nama Saya Shin Yuna izin bertanya. Wawancaranya ditambah berapa kak?”

“Wawancara ditambah 5 perangkatan” Jelas Doyeon

Kali ini Hangyul yang mengangkat tangannya. “Kak, kenapa harus baju ospek ini? Kenapa tidak baju bebas?” Tanya Hangyul

“Nama dek”

“Maaf kak, Nama Saya Lee Hangyul izin bertanya.”

“Oke gini, Kan kalian yang minta hukuman, kalau hukumannya pakai baju Ospek ga masalah dong?” Tanya Doyeon

“Tapi kak, kan harusnya sudah pakai baju bebas.” Balas Hangyul.

“Jadi kamu ga mau pakai baju hitam putih ini?” Tanya Doyeon

“Ga mau Kak” Jawab Hangyul.

“Kamu lulus kan?“ 

“Iya Kak.”

“Yaudah yang lulus bisa pakai baju bebas, yang ga lulus pakai baju ospek.” Jelas Doyeon.

“Ga bisa gitu kak, kan kita angkatan jadi harus bareng-bareng.” Balas Hangyul.

Mendengar balasan Hangyul membuat semua orang menghela nafas. “Panitia diskusi dulu kalau begitu. Kalian janga berisik.” Ucap Sejeong.

Setelah itu seluruh panitia keluar dari ruangan untuk berdiskusi selama kurang lebih 2 menit lalu kembali masuk ke ruangan. 

Doyeon maju ke hadapan mahasiswa baru lalu berkata “Hasil diskusi dari kakak-kakak panitia adalah kalian tidak akan menggunakan pakaian ospek hitam putih.”

Hening

“Tetapi, kalian juga tidak akan menggunakan baju bebas.” Lanjut Sejeong.

Hangyul lalu mengangkat tangannya lagi. “Nama Saya Lee Hangyul izin bertanya. Maksudnya gimana kak?“ 

“Kalian akan menggunakan baju PSD” Jelas Sejeong dengan santai.

Melihat seluruh mahasiswa baru terlihat bingung membuat Sejeong menjelaskan lebih lanjut.

“Pakai kemeja polos warna bebas tetapi gelap, rok hitam polos untuk perempuan dan celana panjang hitam polos untuk laki-laki, Sepatu Pantofel hitam, Pin dan Name tag tetap digunakan, dan tidak perlu menggunakan jas seperti pakaian PSD aslinya. Ada yang ingin bertanya?“ 

Sihun mengangkat tangannya. “Nama Saya Kim Sihun izin bertanya kak. Kemejanya harus lengan panjang?” Tanya Sihun.

“Iya, ada lagi?“ 

Eunbi mengangkat tangannya. “Nama Saya Kwon Eunbi izin bertanya kak. Untuk sepatu apa tidak boleh Flat Shoes hitam yang digunakan untuk ospek kak?” Tanya Eunbi

“Kalian punyanya Flat Shoes hitam ya? Yaudah gapapa ganti jadi Flat Shoes hitam aja.” Jelas Sejeong.

“Baik Kak terimakasih” 

“Iya, sama-sama. Oh iya tambahan. Ga boleh make up tebel ya. Maksudnya ya pakai liptint atau lipstick atau apapun warna nude jangan yang ngejreng apalagi make up tebel. Oke?”

“Baik Kak.”

“Karena waktunya sudah hampir habis dan kalian cukup mengerti kita selesai aja ya. Jangan lupa wawancara kating-katingnya diselesain.” Jelas Sejeong.

“Baik Kak. Terimakasih Kak”

“Oh iya satu lagi, habis ini jangan pulang ya. Kalian ikut acara Yudisium nanti.“ 

“Baik Kak.”

“Yaudah, makasih adik-adik. Jangan lupa minta maaf ke kakak-kakaknya.”

“Iya Kak, Maaf ya kak”