caeruleuspyoo

Teruntuk Agustus.

Halo laki-laki baik, Selamat ulang tahun! Selamat bertambah dan bertumbuh.

Terima kasih akan banyak hal ya, Na. Ada banyak pembelajaran tentang hidup di dunia, dan kamu mengajarkan banyak hal tentang itu, Na. Jadi, terima kasih ya?

Untuk segala cinta dan kasih sayang, aku berterima kasih, Na. Disaat aku merasa tidak ada seorangpun yang menyayangiku, kamu membuktikan bahwa kamu selalu ada dengan segala kasih sayang. Kalimat-kalimat sederhana yang menenangkan dikala gusar, senyuman yang tidak pernah hilang, dan tatapan cinta yang selalu ada memberi kekuatan untuk hari esok, Na. Terima kasih karena telah membuktikan bahwa aku tidak sendiri. Terima kasih ya, Na.

Jika boleh memilih siapa yang akan bersamaku sampai akhir, sudah pasti aku akan memilihmu, Na. Tapi, tidak mungkin kan? Oleh karena itu, semoga di ulang tahunmu yang ke-50 nanti, akan ada seseorang yang merayakannya denganmu, seseorang yang menyayangimu dengan sangat, lebih dari aku menyayangimu.

Jika bisa memilih, aku ingin bersamamu sampai akhir, Na. Namun, kelak aku akan bersama yang lain, meninggalkan tempat di mana aku selalu menyuarakan namamu.

Jika bisa memilih, aku ingin selalu ikut merayakan ulang tahunmu sampai ulang tahun yang ke-100, Na.

Nyatanya aku tidak bisa memilih. Oleh karena itu, untuk tahun ini dan beberapa tahun yang akan datang, mari buat kenangan yang indah ya? Agar aku bisa mengenangmu dengan banyak kenangan indah. Setidaknya, nanti aku bisa memberitahu anakku bahwa ada seseorang yang sangat baik di hidupku, seseorang yang sangat manis dan hangat, seseorang yang hatinya begitu lembut, dan seseorang yang selalu ada bersamaku.

Untuk tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, bahagia selalu ya, Na.

Bahagia yang benar-benar bahagia.

Selamat ulang tahun, Na Jaemin.

Dari aku,

Desember.

Hai?

Grass sedang sibuk mengurus buku untuk pelajaran pertama sampai seseorang meneriakan namanya.

“GRASSIE ADA YANG NYARIIN NIH!”

Grass melihat ke sumber suara namun temannya sudah tidak, yang Grass lihat sekarang adalah Mark.

Grass menatap bingung ke arah Mark lalu menghampirinya.

“Kenapa?”

Mark menatap Grass ketika perempuan itu sudah berdiri tepat di hadapannya. Rambut di ikat rapih dan tatapan yang menurut Mark mengintimidasi namun terlihat cantik membuat Mark bingung, tiba-tiba ia lupa ingin mengatakan apa.

“Hallo?” Grass melambaikan tangannya di hadapan Mark, jelas ia bingung mengapa laki-laki di hadapannya ini hanya melihat ke arahnya tanpa berbicara sepatah katapun.

“Ah iya, Hai?”

Mark merutuki kalimat yang keluar dari mulutnya. Jelas Grass tidak sedang menyapanya.

“Kenapa?” Tanya Grass lagi. Ia tidak menanggapi kalimat dari Mark, karena tidak perlu kan?

“Ini topi yang mau dipinjem sama Jaemin. Katanya disuruh kasih ke kamu.” Ucap Mark sambil memberikan topi ke Grass.

“Makasih, Mark. Nanti aku kasih ke Nana ya.” Ucap Grass setelah mengambil topi dari Mark.

“Ah iya sama-sama. Aku duluan ya.” Ucap Mark lalu melangkah ke arah tangga.

“Kenapa jadi Aku-Kamu?” Pikir Mark.

Boleh?

Setelah membeli semua peralatan ospek, Renjun dan Grass memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Pilihan mereka tentu saja jatuh ke makanan cepat saji yang berlogo “M”.

Ternyata tidak terlalu ramai, masih ada beberapa tempat duduk yang tersisa. Mereka memilih duduk di dalam, bagian dekat kaca.

“Mau pesen apa?” Tanya Grass. Iya, yang memesan makanan cuma Grass. Renjun mau duduk aja katanya.

“Samain aja.”

“Minumnya?”

“Kaya lo.”

“Milo?”

“Ya iya, emang lo minum apa lagi selain milo? Udah sana ah pesen, lama lo.”

Grass menatap Renjun malas, lalu berjalan menunu kasir.

Renjun menatap Grass lalu tersenyum, “Lucu.”

Iya, menurutnya Grass sangat menggemaskan ketika marah atau sekedar menunjukkan muka tidak sukanya. Oleh karena itu, Renjun selalu membuat Grass kesal.

Ketika melihat Grass berbalik sambil membawa nampan yang berisikan makanan, dengan cepat Renjun mengalihkan pandangannya.

“Nih makanannya.” Ucap Grass ketika meletakkan makanannya di meja. Ia pun duduk di hadapan Renjun.

“Thanks.”

Setelahnya tidak ada yang berbicara, mereka berdua sibuk dengan makanan dan isi kepala masing-masing sampai akhirnya Grass mengeluarkan pertanyaan.

“Jun, lo sama Mark udah temenan berapa lama?” Tanya Grass santai. Ia menatap Renjun sambil memakan kentangnya.

“Berapa lama ya? Lama deh, dari sd pokoknya. Kenapa?”

“Gapapa, kalian keliatan deket banget gitu.”

“Ya iyalah, dibilang dia sahabat gua.” Renjun melihat ke arah Grass sebelum ia melanjutkan kalimatnya. “Kenapa nanya-nanya? Udah mulai tertarik?”

Grass melihat ke arah Renjun, “Kalo gua tertarik boleh ga?”

Yang dilihat malah menunjukkan muka mengejeknya. “Kan gua bilang juga apa, pasti lo tertarik.”

Grass tersenyum, “Gua nanya Renjun, bukannya jawab malah ngasih opini.”

“Boleh lah, ga ada yang larang juga.”

“Kenapa boleh? Karena dia temen lo?”

“Salah satunya itu, lagian dia juga baik. Ga bakal macem-macem atau nyakitin lo.”

“Kalo lo?”

Renjun menatap Grass bingung, “Maksudnya?”

“Lo bakal nyakitin gua ga?”

Pertanyaan dari Grass seperti boomerang bagi Renjun. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaannya, namun bukannya jawabannya juga sudah jelas?

“Masih lo tanya nih? Emang selama temenan ada gua bikin lo nangis?”

“Gak pernah sih, iya juga ya?”

Renjun mengangguk, “Lo beneran tertarik? Mau gua kenalin ga?”

“Kan udah kenalan, gimana si?”

“Ya kali aja lo mau gua jadi mak comblang.”

Grass tertawa lalu menggelengkan kepalanya, tanda bahwa ia tidak ingin dicomblangkan.

Kemudian tidak ada lagi pembahasan dari keduanya, mereka fokus dengan makanan dan isi kepalanya masing-masing.

Selamat Ulang Tahun.

I'll write in bahasa so you'll never know it. Apapun bahasanya doa selalu sampai kan? Even you didn't read it but God will know it, so? Happy Birthday, Love.

Dari beribu kata yang mau aku sampaikan ke kamu, aku memilih satu kata ini untuk mengawalinya; Terimakasih.

Terimakasih untuk banyak hal, terimakasih karena sudah ada dan berbagi banyak kebahagiaan. Untuk kedepannya, aku akan terus berterimakasih karena pencapaian dan penghargaan. Jadi, terimakasih ya, Seungyoun.

Ada banyak cerita, termasuk pertemuan pertama. Bagaimana aku mengetahui keberadaan seseorang yang menjadi kebahagiaanku. Jika aku tidak menonton Produce X 101 apa aku akan bisa mengetahui keberadaanmu? Aku rasa jika aku tidak menonton aku akan sangat menyesal, karena dari situ kebahagiaanku ada. Kamu, Youn.

Walau banyak kisah pahit di sana, tapi aku tetap berterimakasih. Selanjutnya, semoga hanya ada kisah bahagia ya? Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu. Karena bagiku, bahagiamu lebih utama.

Perihal kebahagiaan, jangan lupa bahwa setiap cerita bahagia cuma memiliki titik tersedih. Untuk itu, jika nanti lelah tolong istirahat ya? Jangan memaksakan diri karena kita semua tidak kemana-mana, kita semua tetap di sini, selalu.

Perihal kebahagiaan, aku harap setiap langkah yang kamu ambil merupakan kebahagiaan untuk dirimu sendiri. Karena dengan begitu kamu akan selalu mencintai kisah di dalamnya. Tenang, Youn, kita juga bahagia kok.

Lagi, terimakasih karena selalu memikirkan kami. We're glad because we have you.

Last, terimakasih dan maaf.

I Love You, Always. Cho Seungyoun.

Pertanyaan

Renjun baru saja menaruh handphone nya saat seseorang duduk di sampingnya.

“Mau sampe kapan sih Jun?” Tanya seseorang tersebut tanpa melihat ke arah Renjun. Matanya fokus menatap layar televisi yang sedang menampilkan game yang mereka mainkan.

“Kalo nanya tuh salam dulu sih Chan! Dateng-dateng langsung nanya ga ada salamnya” Ucap Renjun lalu menatap malas ke arah Haechan.

Iya, sekarang Renjun lagi menginap di rumah Haechan, mumpung libur katanya.

Haechan yang awalnya sedang main langsung memilih pause dan duduk menghadap Renjun.

“Gini ya kasep, nih aing tanya ya sekali lagi. Mau sampe kapan maneh kaya gini? Kalo dari awal suka mah deketin bukannya kaya gini terus berujung jadi sahabat. Sahabat kok ada perasaan.”

Renjun yang mendengar itu hanya menghela nafas, Haechan ga salah. Dari awal ia memang menyukai Grass tetapi bukannya mendekati Grass sebagai seseorang yang menyukai Grass ia malah mendekati Grass sebagai sahabat.

Haechan semakin menatap Renjun. “Jun, kalo lo ga maju sekarang mah beneran bakal ditikung. Kalo lo lupa ya, yang suka sama Grass banyak, ga cuma lo doang.”

“Terus gua harus gimana?” Tanya Renjun, serius deh Renjun udah semumet itu.

“Ya, ga tau. Lo maunya gimana emang?” Haechan malah membalikkan pertanyaan.

“Ga tau, jaga Grass sebagai sahabat kayaknya paling tepat untuk sekarang. Gua takut kalau ngomong ke dia malah jadi jauh, apalagi kalau Grass ga punya perasaan yang sama.”

“Tau dari mana lo kalo Grass ga punya perasaan yang sama?”

“Takutnya Chan! Jangan bikin mikir malem-malem.”

Haechan cuma geleng-geleng, gemes mau ngomong kalau mereka berdua tuh saling suka cuma emang pada ga sadar aja.

“Terserah dah, pusing aing juga. Semoga ga ketikung dah nyak.”

Akhirnya Haechan menghadap ke arah televisi dan melanjutkan permainan sedangkan Renjun hanya menatap kosong ke arah televisi, memikirkan perkataan Haechan.

“Kenapa suka sama orang seribet ini sih?”

Waktu.

Saya kira kamu hanya sebatas angan yang takkan berani saya raih, Saya kira kamu hanya sebatas cerita yang selalu ada di benak saya, Saya kira kamu hanya sebatas ketidakmungkinan yang seharusnya bisa saya semogakan, Saya kira semesta tidak pernah berpihak pada saya untuk berjalan ke arahmu, Dan semua perkiraan saya salah, Kila.

Selama 6 tahun saya hanya berani menatap wajahmu dari balik layar, Selama 6 tahun saya hanya berani memandangmu dari kejauhan, Selama 6 tahun saya hanya berani berada di sekitarmu tanpa berani menyapa atau berkenalan, Selama 6 tahun saya hanya menjadi seseorang yang menyukaimu dalam diam.

Apa saya berani mengambil langkah untuk ke arahmu kali ini?

Kila, maaf telah menjadi pengecut selama 6 tahun ini.

Tunggu sebentar lagi ya Kila. Saya harap ketika saya siap untuk berjalan ke arah kamu, saya masih punya kesempatan.

Jika hanya ada penolakanpun saya tidak keberatan. Memang sudah waktunya saya memperjuangkan kamu.

Jadi, tunggu sebentar lagi ya Kila.

-Jeff

Waktu.

Saya kira kamu hanya sebatas angan yang takkan berani saya raih, Saya kira kamu hanya sebatas cerita yang selalu ada di benak saya, Saya kira kamu hanya sebatas ketidakmungkinan yang seharusnya bisa saya semogakan, Saya kira semesta tidak pernah berpihak pada saya untuk berjalan ke arahmu, Dan semua perkiraan saya salah, Kila.

Selama 6 tahun saya hanya berani menatap wajahmu dari balik layar, Selama 6 tahun saya hanya berani memandangmu dari kejauhan, Selama 6 tahun saya hanya berani berada di sekitarmu tanpa berani menyapa atau berkenalan, Selama 6 tahun saya hanya menjadi seseorang yang menyukaimu dalam diam.

Apa saya berani mengambil langkah untuk ke arahmu kali ini?

Kila, maaf telah menjadi pengecut selama 6 tahun ini.

Tunggu sebentar lagi ya Kila. Saya harap ketika saya siap untuk berjalan ke arah kamu, saya masih punya kesempatan.

Jika hanya ada penolakanpun saya tidak keberatan. Memang sudah waktunya saya memperjuangkan kamu.

Jadi, tunggu sebentar lagi ya Kila.

-Jeff

In Another Life

Seorang gadis sedang berjalan ke arah bangku taman, hari ini ia berencana bertemu dengan seseorang di taman ini. Seseorang yang ia sayangi.

Ketika berjalan ke arah bangku taman, gadis tersebut tidak melihat siapapun. Mungkin seseorang yang sedang ia tunggu masih berada di perjalanan.

Gadis tersebut memilih bangku yang dekat dengan air mancur di tengah taman, tempat pertama kali ia bertemu dengan seseorang. Seseorang yang sedang ia tunggu.

Setelah duduk, gadis tersebut memutuskan untuk mengirim pesan ke orang itu untuk memberi kabar bahwa ia sudah berada di taman. Tidak ada jawaban yang artinya seseorang di sana sedang melakukan suatu hal, menyetir misalnya.

Setelah mengirim pesan, gadis tersebut memilih untuk melanjutkan gambar yang belum ia selesaikan. Namun, ia tidak melihat keberadaan buku gambarnya. Buku gambar itu seharusnya ia pegang, tetapi kenapa sekarang tidak ada?

__________________

Seorang Laki-laki baru sampai di taman, ia ada janji untuk bertemu dengan seseorang. Namun, ia yakin seseorang tersebut belum sampai.

Akhirnya iya mengabari orang tersebut bahwa ia sudah di taman dan akan duduk di salah satu bangku taman.

Setelah mengirim pesan, laki-laki tersebut berjalan ke arah bangku taman. Namun, langkahnya terhenti. Laki-laki itu melihat sebuah buku gambar, ia rasa seseorang telah menjatuhkannya.

Laki-laki tersebut mengambil buku gambar itu lalu membuka halaman pertama dari buku itu.

“Ananya Lalasa.”

Nama yang tertera di buku tersebut seperti tidak asing baginya. Seperti nama yang sudah akrab di telinganya. Lalasa.

Laki-laki itu melihat ke sekeliling taman, matanya menangkap satu manusia yang sedang duduk di salah satu bangku taman. Ia rasa seseorang tersebut merupakan pemilik buku ini.

Akhirnya laki-laki tersebut berjalan ke arah orang itu, ia berdiri tepat di depan orang tersebut.

“Sorry, kayaknya ini buku gambar lo.” Ucap laki-laki itu dan menyodorkan buku gambar ke hadapan gadis di depannya.

Gadis tersebut melihat ke arah buku gambar itu lalu melihat ke arah laki-laki tersebut.

“Ah, iya. Makasih....” Ucapan gadis yang bernama Ananya tersebut mengantung.

“Mike, nama gua Mike Lee. Lo bisa panggil Mike.”

“Ah, iya. Makasih ya Mike.”

“Ananya kan?”

Ananya kira laki-laki bernama Mike ini hendak pergi dari hadapannya, namun ternyata ia salah. Laki-laki tersebut masih berada di hadapannya dan bertanya namanya.

“Eh, kok bisa tau?”

“Ada namanya di halaman pertama buku gambar. Sorry kalau gua main buka aja, btw gambar lo bagus.” Laki-laki itu tersenyum. Ia ingin tersenyum di hadapan gadis ini, gadis yang ia rasa ia sudah mengenalnya.

Ananya mengangguk, “Iya gapapa kok, btw makasih.” Ia bingung harus mengatakan apa.

Hening.

Tidak ada yang memulai percakapan dan Mike tidak juga beranjak pergi.

Ananya bingung, apa ia harus menawarkan Mike untuk duduk di sampingnya?

“Mike-”

“Ananya-”

“Lo duluan aja Mike.”

“Hmm, gua merasa pernah ketemu lo, apa kita pernah kenal sebelumnya?”

Pertanyaan dari Mike sukses membuat Ananya bingung, ia tidak pernah merasa bertemu dengan Mike. Apa Ananya salah?

“Kayaknya engga deh, kita ga pernah ketemu. Mungkin lo salah orang.”

Mike bingung, ia yakin pernah bertemu dengan Ananya.

“Iya kali ya? Atau jangan-jangan kita pernah ketemu di kehidupan sebelumnya? Hahaha” Mike menertawakan pertanyaan bodoh darinya. Mana mungkin Ananya akan ingat?

Tawa Mike terhenti ketika ada seseorang memanggil Ananya.

“Lalasa!”

Kedua orang tersebut melihat ke arah seseorang yang memanggil Ananya.

“Maaf aku telat.” Ucap laki-laki yang baru tiba tersebut.

Ananya hendak menjawab tetapi terhenti ketika laki-laki tersebut melihat ke arah Mike.

“Mike? Sorry, gua kira siapa yang lagi ngobrol sama Lalasa.”

“Rafa? Ah jadi Ananya nungguin lo? Sorry juga Ananya tadi gua ajak ngobrol.”

Ananya bingung, jadi dua orang dihadapannya sudah saling kenal?

Rafa mengerti tatapan Ananya, “Ini Mike Lee sa, yang waktu itu aku pernah ceritain.”

Ah, Ananya ingat sekarang. Pantas nama Mike tidak asing ditelinganya.

Rafa melanjutkan kalimatnya, “Nah Mike, ini Ananya. Pacar gua yang waktu itu gua ceritain.”

Mike mengangguk.

“Oh iya sa, maaf tadi aku lama ya. Aku ga baca chat kamu jadinya aku tadi aku ke rumah kamu dulu eh kamunya udah sampai ternyata.” Ucap Rafa.

“Gapapa Raf, aku kan ga mau ngerepotin kamu tapi jadinya ngerepotin karena kamu udah jalan.”

Mereka bertiga akhirnya mengobrol singkat sampai Mike menangkap kehadiran seseorang. Seseorang yang ia tunggu.

“Nah, itu pacar gua dateng. Gua ke dia dulu ya. Sorry ganggu waktu kalian berdua. See you next time!” Lalu Mike berjalan ke arah pacarnya, meninggalkan mereka berdua.

Setelah itu, diam-diam dua dari tiga orang diantara mereka tersenyum.

“Akhirnya lo berani untuk perjuangin dia sebelum dia ketemu gua di kehidupan ini ya, Jun.”

“Akhirnya lo punya kisah bahagia untuk kisah lo sendiri ya, Mark.”

Benar, dua diantara mereka bertiga mengingat hal yang terjadi di kehidupan sebelumnya. Sejarah kisah mereka tidak terulang dan tidak akan pernah terulang lagi di kehidupan ini ataupun selanjutnya. Mereka bahagia dengan ceritanya masing-masing. Menjadi pemeran utama pada cerita masing-masing.

Selamat berpisah dengan cerita ini. Sampai jumpa di cerita berikutnya dengan pemeran utama yang berbeda!

Open This When You Feel Sad

Hallo Princess! Hari ini pasti lagi sedih ya? Buktinya kamu buka surat ini. Kenapa princess? Ada yang ganggu fikiran kamu? Atau aku yang bikin kamu sedih? Kalau iya, aku minta maaf ya princess. Aku ga bermaksud bikin kamu sedih.

Kalau kamu lagi sedih, coba ingat hal-hal bahagia tentang diri kamu princess. Kamu bisa coba lihat film atau hal-hal lucu, tanya haechan deh, dia biasanya tau vidio-vidio lucu.

Jangan di simpan sendirian ya princess? You have me, you have others, kamu bisa cerita ke kita. Mungkin ga semua dari kita bisa kasih solusi tapi kita pasti coba bikin kamu bahagia lagi or maybe feel better.

Ada banyak hal-hal baik kedepannya princess, jadi jangan bebanin diri kamu ya kalau sedih gini. Bukan salah kamu, princess. Jangan dipendam juga rasa sedihnya ya, kalau mau nangis gapapa kamu nangis aja. Kalau kamu pendam kasian diri kamunya, jadi gapapa tunjukkin aja rasa sedih kamu. Karena setiap perasaan butuh dicurahkan, princess.

Kalau udah nangis gini kan kamu jadi lega, ga ada lagi yang kamu simpan di hati kamu. Selesainya kamu bisa ngelakuin apapun, kamu bisa kemanapun. Jadi, jangan dipendam ya princess?

Sekarang tidur ya? Kamu juga butuh istirahat. Nangis itu menguras tenaga, jadi sekarang tidur. Cuci muka, cuci tangan, cuci kaki, dan sikat gigi! Jangan begadang ya, awas aja.

Udah sekarang tidur.

Goodnight princess, I love you.

To You, Happy Birthday.

Hi Princess! Today is your birthday, so happy birthday!

Aku tulis surat ini tahun 2019 dan surat ini berarti nanti kamu baca di 2020. Kenapa aku tulis surat? Aku mau bikin sesuatu yang spesial princess, sesuatu yang bisa kamu kenang sampai kapanpun. So here i am.

Selamat ulang tahun, princess. I wish you'll always happy and get a lot of happiness in your life. Semoga jadi seseorang yang sayang sama semuanya dan disayang semua. Semoga yang terbaik selalu ada di hidup kamu. Keep being you, princess.

I just want you to know this, i love you and i'll always love you. Jadi jangan takut aku pergi ya princess? Aku selalu ada disini sama kamu.

Ini cuma surat pembuka karena masih ada 11 surat lagi yang harus kamu baca. Ga usah terharu gitu, aku tau kalau aku ga romantis tapi kali ini aku keren kan?

List surat yang harus kamu baca: 1. Surat ini: Surat pembuka yang jadi awalan kenapa surat selanjutnya ada. 2. Surat kedua: Baca surat ini kalau kamu lagi sedih ya princess. 3. Surat ketiga: Baca surat ini kalau kamu kangen sama aku. Better to call me sih princess. 4. Surat keempat: Baca surat ini kalau kamu lagi sedih ya princess. 5. Surat kelima: The things i love about you. 6. Surat keenam: The things i hate about you. 7. Surat ketujuh: The things that i'll miss from you. 8. Surat kedelapan: Your Overthinking. 9. 10. 11. 12.

Bacanya ga usah urut princess. Kamu bisa baca sesuai apa yang kamu rasain. Sejujurnya aku bikin judul suratnya kalau aku merasa harus tulis surat itu untuk kamu, jadi sekarang baru ditulis nomor 1 aja. Tapi pasti pas dibaca sama kamu udah keisi semua sampai nomor 12.

Once again, happy birthday princess! Selamat membaca surat-surat berikutnya.

See you Princess, I love you.

Your Forever Bub,

Mark Lee